SELAMAT DATANG DI BLOG CAH SEMAR - NGELOWETAN MIJEN,DEMAK

Rabu, 21 Maret 2012

anakku yang slalu terkenang [4]

rindu tak ternilai
sekedar hanya ingin mengetahui
apakah mereka mencari
sesosok ayah tak terhargai
begitu polos mereka
begitu mudah tipu daya
jika kah mereka bertanya
jika mereka kebenarannya
semudah itukah hati menyisih
di balik ku yang tertatih
di balik bahasa kalbu berunduh
tetap bagiku suatu perih
karna yang dibungkam
karna aku mereka di zholim
serasa tak ada hati tertanam
serasa manusia tak bermalam.

anakku yang slalu terkenang [3]

adakah mereka merindukanku
malaikatku hingga kini tak pernah bertemu
malaikatku sebelum tumbuh dewasa
mereka sebelum tumbuh remaja
didada ini dipenuhi ruang rindu
yang sangat ingin bertemu
namun harus ada yang dijaga
yang kupertahankan di dunia
semoga kelak kami kan bersatu
setelah bukti-bukti yang ku seru
dan apakah mereka kan bangga
apa yang kutegakkan dalam agama
seraya rindu yang mengalbu
lagi ku hanya menjamah di bayangan semu
harapkan semua kan menjadi nyata
tak juga hanya bicara di dunia maya.

anakku yang slalu terkenang [2]


Air mataku takkan berhenti menyucur
Saat ku mengingatmu malaikatku
Saat dimalam hingga ku tertidur
Kalian malaikatku lah yang selalu ku tunggu
Apakah kalian juga begitu
Apakah kalian tahu kini ayah berusaha tegar
Dari hidup ini yang tanpa kalian menjadi kelabu
Cintaku kasihku takkan luruh walau hingga ke liang kubur
Anakku malaikatku kenanglah aku di dalam hatimu.

anakku yang slalu terkenang [1]


Saat yang selalu ku kenang
Saat berjalan riang
Berjalan membawanya senang
Membuat hatiku tenang
Dia yang dulu ku timang
Walaupun itu jarang
Tak kan luruh hati sayang
Walaupun jauh di pandang
Saat ku pulang berjuang
Saat bermuka murung
Ku ingin kau ku gendong
Hingga ku tak bermendung
Akan kah kau juga terkenang
Apakah semudah itu hilang
Kini ku disini serasa patah arang
Hanya bisa mengenang. 


air mata rindu [RIZKY]

 to : rizky maulana putra sudarno

saat pagi ku dekap..
hanyalah dingin yang merasuk
tapi terasa dalam tiap biasnya ada sapamu..
sapa yang dulu selalu kau lempar pada pagiku.. sapa yang dulu menjadi awal senyum disetiap pagiku..
melihatmu..mendengarmu..dan merasakan aroma hadirmu..masih terpaku hingga kini..
walaupun itu tak ada lagi ragamu dimataku..
jauh..jauh dan jauh kau pergi,
pergi tuk sampai kpn hilang dari hidupku..
dimana kamu,sedang apa kamu aku tak tau,hanya air mata rindu yang slalu jadi jawabnya.

by :maulana lana [M sudarno]

Maafkan aku ayah , terima kasih ayah


ayah .
kau ajarkan untuk tegar jalani hidup ini
kau ajarkan aku tuk selalu sabar
kau ajarkan aku tuk menghargai apa yg kita miliki saat ini
ayaah .
aku tahu hidupku tak sesulit yg kau rasakan .
aku tahu cobaanmu lebih berat dari yg kurasakan .
aku tahu rasa sayangmu lebih besar dibandingkan yg kurasakan.
ayah .
sejak kau pergi .
hidup ini terlalu hampa .
tak bermakna .
ayah .
dulu saat aku merengek minta sepeda .
kau selalu bilang , “kapan kapan saja , ayah belikan”
aku selalu marah ,
tapi ternyata semua yang ayah lakukan ,
hanya demi aku ,
agar aku tak menjadi anak manja.
dan menyusahkan :(
aku tahu ayah lakukan semua itu .
agar aku menjadi anak yang dewasa .
aku menyadari semua itu
saat kau tlah jauh dari ku disana
MAAFKAN AKU AYAH :( (
TERIMAKASIH AYAH :( (
AKU SAYANG AYAH :’(
 

detik terakhir bersama ayah


termenung dalam kesedihan
saat rintihan jiwa bercampur air mata
kenangan indah yang mulai sirna
yang tak pernah terduga-duga
detak jantung terkulai lemah
hembusan nafas yang telah hilang
detik terakhir mulai menjelang
jeritan tangis mulai terdengar
kegelapan yang datang dimata
tercampur dalam hati yang kecewa
tak kan ada lagi rasa bangga
melainkan tangis dan seberkas doa
jika dirimu kembali
tak pergi meninggalkan ku
rasa bahagia diujung rindu
akan jadi kebahagiaanku.
 by : anak mu yg telah kau tinggalkan untuk slamanya

maulana lana


joko purnomo


Cinta Yang Telah Pergi

Dulu kau pernah bilang kalau kau cinta aku dan akan terima aku apa adanya,bersama dalam suka maupun duka,selalu setia dengan cinta ini.
Waktu terus berganti begitu pula dengan cintamu yang juga berubah,membuat hati ini menjadi resah akan dirimu,aku tak tau apa yang telah terjadi padamu,kata cinta yang pernah kau ucap ternyata cuma manis dan indah yang keluar dari bibirmu bukan dari hatimu,dimanakah dirimu yang dulau selalu mencintai dan selalu ada saat aku merindumu.
Maaf bila kini aku pergi meninggalkanmu,aku tak ingin menjadi beban yang membebani langkahmu,dan jangan lah kau kembali karena aku tak ingin merasakan sakit nya hati ini pada cinta yang sama walaupun aku masih mencintaimu.

by maulana lana

Pendulum Waktu


Aku mengalami sebuah dilema
Memikirkan isyarat yang terjadi pada malam – malam yang lalu
Aku bermimpi dan bergulir semakin dalam
Atau Pernahkan kalian bermimpi,
Mendulang dalam menyambut kenyataan?
Kemudian patahan-patahan kejadian silih berganti
Membangunkan tiba-tiba hingga dirimu sadar itu bukanlah mimpi..
Hingga mengakibatkan pendulum-pendulum waktu bermunculan
Seakan memberitahukan alam tuk segera mengingat
Bandulan kalungpun bergoyang menentukan jalan
Dan serpihan waktu berlalu sangat singkat

Bunuh Waktu Untuk Cinta


Untuk bicara cinta,
Dalam isyarat apapun
Bunuhlah waktu dengan pisau cinta
Dengan menyisakan luka kebahagiaan

Setengah di atas Bumi : Maaf..



“Wahai Dzat yang Membolak-balikkan Hati, Tetapkan Hatiku Dalam Agama-Mu”
” seorang mencoba menyembuhkan hati terluka sedang dalam pengembaraan ….mengalami kesepian,kesedihan mendambakan kasih NYA demi kepuasan dan kebahagiaan hidup dan hatinya “
Setengah di atas Bumi : Maaf..
Dalam hati sedikit mengusik, sebenarnya tidak ada kata terlambat untuk memulai suatu hal dari pada tidak sama sekali. Namun, keyakinan itu sempat goyah di saat aku merenungi “kenapa tidak sejak sedari dulu?”
Pemikiran-pemikiran kadang kala muncul di saat yang tidak tepat, mungkin hal itu bergantung dari tingkat kedewasaan seseorang untuk memikirkan dirinya menuju hari depan. Justru kadang yang lebih baik itu ada di depan mata kita, tetapi kita tidak menyadarinya  atau yang lebih baik menurut kita ternyata adalah yang terburuk untuk kita.
Tak selamanya apa yang kita harapkan menjadi kenyataan, setiap orangpun tahu dengan kalimat ini : Manusia yang merencanakan dan Tuhanlah yang menentukan. Semua kejadian telah di gariskan oleh Yang Maha Kuasa.
Hari-hari berlanjut, tahun demi tahun telah di lalui. Kemanakah jejak akan terparkir menuju kebahagiaan yang hakiki. Saat ini masih tengah mencari ketepatan dalam langkah dimana langkah itu harus sehati dengan jiwa. Bulir cinta yang pernah aku lalui tak berjalan sesuai rencana, dan muncul dalam relung yang paling kecil : demikian waktu  yang tak diijinkan oleh Yang Maha Kuasa. Ada waktu yang terbuang bagiku, bagaimana tidak aku berpikiran seperti itu? Ada layak kesal dan benci berbaur jadi satu. Sebenarnya itu bukanlah sifat yang baik, namun aku jugalah manusia biasa yang tak luput dari dosa. Sedikit dan banyak sesal yang bertumpuk dalam susunan buku-buku cerita selama aku mengarungi suatu hubungan. Pedih dan perih hati, terkoyak dan tercabik-cabik.
Inginnya aku tak mempedulikan,akan tetapi serpihan masa itu membuat kerap tajam jika terlintas dalam benak. Berusaha masuk dengan susah payah bertengger di dalam kepala. Mengapa aku mempunyai perasaan seperti itu? Padahal hidup dalam masa lalu adalah keterpurukan yang paling dalam dan mau tidak mau akan mengalami  keidiotan luar biasa.Sama saja dengan membunuh semangat , memupus tekad dan menyia-nyiakan waktu. Namun terus terang sulit menguburkan masa itu sekian detik, dalam jangka waktu 5 tahun tanpa  menghasilkan, yang ada adalah  upaya pengkhianatan yang membunuh rasa secara berkala. Awalnya apakah aku dapat menerima kedustaan dan penipuan perasaan? Demikian aku merasa di curi : yaitu waktu. Dan hebatnya, aku mendengar  : tak hanya waktu yang di rebut olehnya akan tetapi perasaan dan juga materi. Humm.. Pemanfaatan yang sangat tertutup. Tapi dengan demikian hanya Allah SWT lah yang tahu dengan niat hati setiap manusia. Wallahu’alam..
Aku tak bisa berbuat apa-apa, hanya berusaha mengubur dan melupakannya dan tak berharap untuk bertatapan dengannya lagi.Walau dia telah berusaha memasang wajah dan berkata dengan lambaian manis, entahlah.. Padahal kata maaf adalah obat mujarab untuk menjalani hidup dengan bahagia. Ya, aku berusaha memaafkan tapi aku harus melupakannya. Aku harus menjadi manusia yang berpikiran jernih dan tidak mau terlibat sedikitpun menoleh ke belakang. Segala sesuatu itu  bergerak menuju ke depan.
Setengah di atas bumi? sepertinya belum tepat aku mengatakannya bahkan aku sendiri tidak tahu. Hidup manusia hanya Tuhan yang berkehendak. Aku berusaha menjalani dengan sebaik mungkin dengan menjadi diri sendiri. Memerankan peranan yang memang diperuntukan aku di atas bumi ini. Aku sadar bukanlah manusia yang baik dan sebijak kata-kata indah yang dapat memotivasi orang-orang disekelilingku untuk menjadi lebih baik. Padahal masih banyak yang harus kuperbaiki dalam hati dan pemikiran di diri ini. Berusaha baik perkataan dan perbuatan dan berusaha memberikan cinta untuk Sang Pencipta. Dan aku sadar cinta milikku belumlah sempurna masih banyak kekurangan yang tak berkenan tapi aku tahu Ia mencintai setiap umat-Nya.
“Maaf’’, aku belajar memaafkan orang lain apapun kesalahannya. Melupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi. Karena mengingatnya adalah suatu  kebodohan dan kegilaan. Selain itu, belajar untuk berkata “Maaf” terhadap apapun kesalahan yang telah aku perbuat : kecil atau besar baik yang di sengaja ataupun tidak di sengaja.
“Maaf, maafkan aku yang telah berbuat salah kepadamu, baik kata dan polah entah pemikiran buruk terhadapmu..”
“Maaf, maafkan aku Tuhan, yang selalu mengingkari perintah-Mu..”
“Wahai Tuhan ku tak layak ke syurga-Mu
Namun tak pula aku sanggup ke neraka-Mu
Ampunkan dosaku terimalah taubatku
Sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar
Dosa-dosaku bagaikan pasir di pantai
Dengan rahmat-Mu ampunkan daku oh Tuhanku
Wahai Tuhan selamatkan kami ini
Dari segala kejahatan dan kecelakaan
Kami takut kami harap kepada-Mu
Suburkanlah cinta kami kepada-Mu
Kamilah hamba yang mengharap belas dari-Mu” (Syair : Dzikir & Nasyid)


by maulana lana

: