SELAMAT DATANG DI BLOG CAH SEMAR - NGELOWETAN MIJEN,DEMAK

Selasa, 13 Desember 2011

surah / chapter by_maulana lana

Surah / Chapter


Loading...
96. Al-`Alaq
97. Al-Qadr
98. Al-Bayyinah
99. Az-Zalzalah
100. Al-`Adiyat
101. Al-Qari`ah
102. At-Takathur
103. Al-`Asr
104. Al-Humazah
105. Al-Fil
106. Quraysh
107. Al-Ma`un
108. Al-Kawthar
109. Al-Kafirun
110. An-Nasr
111. Al-Masad
112. Al-'Ikhlas
113. Al-Falaq
114. An-Nas

QUR AN by_maulana lana

Surah / Chapter

Languages

Arabic
English
Other Languages

Surat Al-Fātiĥah (The Opener) - سورة الفاتحة

Enlarge Text
Shrink Text
1:1
Sahih International
In the name of Allah , the Entirely Merciful, the Especially Merciful.
Indonesian
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1:2
Sahih International
[All] praise is [due] to Allah , Lord of the worlds -
Indonesian
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
1:3
Sahih International
The Entirely Merciful, the Especially Merciful,
Indonesian
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
1:4
Sahih International
Sovereign of the Day of Recompense.
Indonesian
Yang menguasai di Hari Pembalasan.
1:5
Sahih International
It is You we worship and You we ask for help.
Indonesian
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
1:6
Sahih International
Guide us to the straight path -
Indonesian
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
1:7
Sahih International
The path of those upon whom You have bestowed favor, not of those who have evoked [Your] anger or of those who are astray.
Indonesian
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

belajar tajwid

belajar tajwid

 tajwid by maulana lana/////////.................

Tajwīd (تجويد) secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan, [1] tajwid berasal dari kata Jawwada (جوّد-يجوّد-تجويدا) dalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Quran maupun bukan.
Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khat al-Utsmani.
Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat al-Quran. Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran adalah fardhu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Dalil tentang tajwid

Adapun dalil dalil yang mewajibkan membaca al-Quran dengan tajwid antara lain:
  1. ada pun dalil yang pertama di ambil dari al-Quran. allah swt berfirman yang artinya “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-Muzzammil (73): 4]. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
  2. yang kedua dalil as sunah ( hadist ). Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a.(istri Nabi SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaiman bacaan dan sholat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa Baginda s.a.w. sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah s.a.w. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).
  3. yang ketiga adalah dalil ijma ulama. adalah telah sepakat para ulama dari zaman rasulullah sampai zaman sekarang, bahwa membaca alqur’an dengan bertajwid adalah sesuatu yang fardhu dan wajib.

[sunting] Hukum taawuz dan basmalah

Isti'azah atau taawuz adalah lafaz: "A'uzubillahi minasy syaitaanir rajiim" (ﺍﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ)
manakala basmalah adalah lafaz: "Bismillahir rahmaanir rahiim" (ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻢ).
Terdapat empat cara membaca iati'azah, basmalah dan surat:
  1. memutuskan isti'azah (berhenti) kemudian baru membaca basmalah,
  2. menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti,
  3. membaca isti'azah dan basmalah terus-menerus tanpa henti,
  4. membaca isti'azah, basmalah dan awal surat terus-menerus tanpa berhenti.
Terdapat empat cara membaca basmalah di antara dua surat. Tiga daripadanya adalah harus dan satu lagi adalah tidak harus. Yang harus adalah:
  1. memisahkan basmalah dengan surat,
  2. menghubungkan basmalah dengan awal surat,
  3. menghubungkan kesemuanya.
Bacaan bagi yang tidak harus pula adalah:
  1. menghubungkan akhir surat dengan basmalah lalu berhenti. Kemudian, barulah membaca surat yang seterusnya tanpa basmalah. Walau bagaimana pun, tidak harus membaca demikian karena ditakuti bahwa ada yang menganggap basmalah adalah salah satu ayat daripada surat yang sebelumnya.

[sunting] Hukum nun mati dan tanwin

[sunting] Hukum mim mati

[sunting] Hukum mim dan nun tasydid

Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajibal ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ) yang bermakna bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid (ﻡّ dan نّ).
Contoh: ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ

[sunting] Hukum alif lam ma'rifah

Alif lam ma'rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal/awal dari kata yang bermakna nama atau isim .Terdapat dua jenis alif lam ma'rifah yaitu qamariah dan syamsiah.
Alif lam qamariah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti: alif/hamzah(ء), ba' (ب), jim (ج), ha' (ح), kha' (خ), 'ain (ع), ghain (غ), fa' (ف), qaf (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha' () dan ya' (ي). Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al-qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ) yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya.
Alif lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta' (ت), tha' (ث), dal (د), dzal (ذ), ra' (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن). Nama asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah matahari. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya.

[sunting] Lihat pula

[sunting] Hukum idgham

Idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ) adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya. Terdapat tiga jenis idgham:
  1. Idgham mutamathilain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ - yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan. Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ.
  2. Idgham mutaqaribain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ - yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba' bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha' bertemu dzal. Contoh: ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ
  3. Idgham mutajanisain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ - yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta' dan tha, lam dan ra' serta dzal dan zha. Contoh: ﻗُﻞ ﺭَﺏﱢ

[sunting] Hukum mad

Mad berarti melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad. Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far'i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau, dan ya' dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.
Lihat juga: Hukum mad, Harakat.

[sunting] Hukum ra'

Hukum ra' adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra' dalam bacaan. Terdapat tiga cara yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.

Bacaan ra' harus dikasarkan apabila:
  • Setiap ra' yang berharakat atas atau fathah.
Contoh: ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
  • Setiap ra' yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas atau fathah.
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
  • Ra' berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
  • Ra' berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi ra' tadi berjumpa dengan huruf isti'la'.
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ
Bacaan ra' yang ditipiskan adalah apabila:
  • Setiap ra' yang berbaris bawah atau kasrah.
Contoh: ﺭِﺟَﺎﻝٌ
  • Setiap ra' yang sebelumnya terdapat mad lain
Contoh: ﺧَﻴْﺮٌ
  • Ra' mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa dengan huruf isti'la'.
Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ
Bacaan ra' yang harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra' yang berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf isti'la'.
Contoh: ﻓِﺮْﻕ


    • Isti'la' (ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ): terdapat tujuh huruf yaitu kha' (خ), sod (ص), dhad (ض), tha (ط), qaf (ق), dan zha (ظ).

[sunting] Qalqalah

Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ) adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba' (ب), jim (ج), dan dal (د). Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:
  • Qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
  • Qalqalah besar yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ

[sunting] Makhraj huruf

[sunting] Sifat huruf

[sunting] Waqaf (وقف)

Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:
  • ﺗﺂﻡّ (taamm) - waqaf sempurna - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya;
  • ﻛﺎﻒ (kaaf) - waqaf memadai - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya;
  • ﺣﺴﻦ (Hasan) - waqaf baik - yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya;
  • ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) - waqaf buruk - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.

[sunting] Tanda-tanda waqaf

  1. Tanda mim ( مـ ) disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
  2. tanda tho ( ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
  3. tanda jim ( ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
  4. tanda zha ( ) bermaksud lebih baik tidak berhenti;
  5. tanda sad ( ) disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad;
  6. tanda sad-lam-ya' ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari "Al-washl Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;
  7. tanda qaf ( ) merupakan singkatan dari "Qiila alayhil waqf" yang bermakna "telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan;
  8. tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari "Qad yuushalu" yang bermakna "kadang kala boleh diwasalkan", maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan;
  9. tanda Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti;
  10. tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan;
  11. tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas;
  12. tanda Laa ( ) bermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak;
  13. tanda kaf ( ) merupakan singkatan dari "Kadzaalik" yang bermakna "serupa". Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul;
  14. tanda bertitik tiga ( ... ...) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.

[sunting] Lihat pula

[sunting] Referensi

99 NAMA ALLAH SWT.

99 NAMA ALLAH SWT.












 99 nama Allah SWT..............by maulana lana


Dalam agama Islam, Asmaa'ul husna adalah nama-nama Allah ta'ala yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berati yang baik atau yang indah jadi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah ta'ala yang baik lagi indah.
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada Dzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah ta'ala. Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad SWT.
Asmaaulhusna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.
Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keteranga Al-Qur'an tentang Allah ta'ala. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas.
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas : 1-4)
Para ulama menekankan bahwa Allah adalah sebuah nama kepada Dzat yang pasti ada namanya. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-Nya. Dengan demikian, Allah Yang Memiliki Maha Tinggi. Tapi juga Allah Yang Memiliki Maha Dekat. Allah Memiliki Maha Kuasa dan juga Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan istilah Asmaaul Husna, yaitu nama-nama, sebutan atau gelar yang baik.

Di dalam kitab suci Al-Qur'an Allah SWT disebut juga dengan nama-nama sebutan yang berjumlah 99 nama yang masing-masing memiliki arti definisi / pengertian yang bersifat baik, agung dan bagus. Secara ringkas dan sederhana Asmaul Husna adalah sembilanpuluhsembilan nama baik Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :

"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".

Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :


1
Ar - Rahman (Ar Rahman)
Maha Pemurah
2
Ar - Rahim (Ar Rahim)
Maha Mengasihi
3
Al - Malik (Al Malik)
Maha Menguasai /Maharaja Teragung
4
Al - Quddus (Al Quddus)
Maha Suci
5
Al - Salam (Al Salam)
Maha Selamat Sejahtera
6
Al - Mu'min (Al Mukmin)
Maha Melimpahkan Keamanan
7
Al - Muhaimin (Al Muhaimin)
Maha Pengawal serta Pengawas
8
Al - Aziz (Al Aziz)
Maha Berkuasa
9
Al - Jabbar (Al Jabbar)
Maha Kuat Menundukkan Segalanya
10
Al - Mutakabbir (Al Mutakabbir)
Melengkapi Segala kebesaranNya
11
Al - Khaliq (Al Khaliq)
Maha Pencipta
12
Al - Bari (Al Bari)
Maha Menjadikan
13
Al - Musawwir (Al Musawwir)
Maha Pembentuk
14
Al - Ghaffar (Al Ghaffar)
Maha Pengampun
15
Al - Qahhar (Al Qahhar)
Maha Perkasa
16
Al - Wahhab (Al Wahhab)
Maha Penganugerah
17
Al - Razzaq (Al Razzaq)
Maha Pemberi Rezeki
18
Al - Fattah (Al Fattah)
Maha Pembuka
19
Al - 'Alim (Al Alim)
Maha Mengetahui
20
Al - Qabidh (Al Qabidh)
Maha Pengekang
21
Al - Basit (Al Basit)
Maha Melimpah Nikmat
22
Al - Khafidh (Al Khafidh)
Maha Perendah / Pengurang
23
Ar - Rafi' (Ar Rafik)
Maha Peninggi
24
Al - Mu'izz (Al Mu'izz)
Maha Menghormati / Memuliakan
25
Al - Muzill (Al Muzill)
Maha Menghina
26
As - Sami' (As Sami)
Maha Mendengar
27
Al - Basir (Al Basir)
Maha Melihat
28
Al - Hakam (Al Hakam)
Maha Mengadili
29
Al - 'Adl (Al Adil)
Maha Adil
30
Al - Latif (Al Latif)
Maha Lembut serta Halus
31
Al - Khabir (Al Khabir)
Maha Mengetahui
32
Al - Halim (Al Halim)
Maha Penyabar
33
Al - 'Azim (Al Azim)
Maha Agung
34
Al - Ghafur (Al Ghafur)
Maha Pengampun
35
Asy - Syakur (Asy Syakur)
Maha Bersyukur
36
Al - 'Aliy (Al Ali)
Maha Tinggi serta Mulia
37
Al - Kabir (Al Kabir)
Maha Besar
38
Al - Hafiz (Al Hafiz)
Maha Memelihara
39
Al - Muqit (Al Muqit)
Maha Menjaga
40
Al - Hasib (Al Hasib)
Maha Penghitung
41
Al - Jalil (Al Jalil)
Maha Besar serta Mulia
42
Al - Karim (Al Karim)
Maha Pemurah
43
Ar - Raqib (Ar Raqib)
Maha Waspada
44
Al - Mujib (Al Mujib)
Maha Pengkabul
45
Al - Wasi' (Al Wasik)
Maha Luas
46
Al - Hakim (Al Hakim)
Maha Bijaksana
47
Al - Wadud (Al Wadud)
Maha Penya
48
Al - Majid (Al Majid)
Maha Mulia
49
Al - Ba'ith (Al Baith)
Maha Membangkitkan Semula
50
Asy - Syahid (Asy Syahid)
Maha Menyaksikan
51
Al - Haqq (Al Haqq)
Maha Benar
52
Al - Wakil (Al Wakil)
Maha Pentadbir
53
Al - Qawiy (Al Qawiy)
Maha Kuat
54
Al - Matin (Al Matin)
Maha Teguh
55
Al - Waliy (Al Waliy)
Maha Melindungi
56
Al - Hamid (Al Hamid)
Maha Terpuji
57
Al - Muhsi (Al Muhsi)
Maha Penghitung
58
Al - Mubdi (Al Mubdi)
Maha Pencipta dari Asal
59
Al - Mu'id (Al Muid)
Maha Mengembali dan Memulihkan
60
Al - Muhyi (Al Muhyi)
Maha Menghidupkan
61
Al - Mumit (Al Mumit)
Mematikan
62
Al - Hayy (Al Hayy)
Senantiasa Hidup
63
Al - Qayyum (Al Qayyum)
Hidup serta Berdiri Sendiri
64
Al - Wajid (Al Wajid)
Maha Penemu
65
Al - Majid (Al Majid)
Maha Mulia
66
Al - Wahid (Al Wahid)
Maha Esa
67
Al - Ahad (Al Ahad)
Tunggal
68
As - Samad (As Samad)
Menjadi Tumpuan
69
Al - Qadir (Al Qadir)
Maha Berupaya
70
Al - Muqtadir (Al Muqtadir)
Maha Berkuasa
71
Al - Muqaddim (Al Muqaddim)
Maha Menyegera
72
Al - Mu'akhkhir (Al Muakhir)
Maha Penangguh
73
Al - Awwal (Al Awwal)
Pertama
74
Al - Akhir (Al Akhir)
Akhir
75
Az - Zahir (Az Zahir)
Zahir
76
Al - Batin (Al Batin)
Batin
77
Al - Wali (Al Wali)
Wali / Memerintah
78
Al - Muta'ali (Al Muta Ali)
Maha Tinggi serta Mulia
79
Al - Barr (Al Barr)
banyak membuat kebajikan
80
At - Tawwab (At Tawwab)
Menerima Taubat
81
Al - Muntaqim (Al Muntaqim)
Menghukum Bersalah
82
Al - 'Afuw (Al Afuw)
Maha Pengampun
83
Ar - Ra'uf (Ar Rauf)
Maha Pengasih serta Penya
84
Malik - ul - Mulk (Malikul Mulk)
Pemilik Kedaulatan Kekal
85
Dzul - Jalal - Wal - Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram)
Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86
Al - Muqsit (Al Muqsit)
Maha Saksama
87
Al - Jami' (Al Jami)
Maha Pengumpul
88
Al - Ghaniy (Al Ghaniy)
Maha Kaya Dan Lengkap
89
Al - Mughni (Al Mughni)
Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90
Al - Mani' (Al Mani)
Maha Pencegah
91
Al - Darr (Al Darr)
Mendatangkan Mudharat
92
Al - Nafi' (Al Nafi)
Memberi Manfaat
93
Al - Nur (Al Nur)
Cahaya
94
Al - Hadi (Al Hadi)
Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95
Al - Badi' (Al Badi)
Maha Pencipta Tiada BandinganNya
96
Al - Baqi (Al Baqi)
Maha Kekal
97
Al - Warith (Al Warith)
Maha Mewarisi
98
Ar - Rasyid (Ar Rasyid)
Memimpin Kepada Kebenaran
99
As - Sabur (As Sabur)
Maha Penyabar / Sabar